Jika kita melihat tujuan penciptaan didalam Al-Qur’an, akan kita temukan ayat yang sering telah kita hafal bersama, Allah berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ -٥٦-
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat 56)
Ya, tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah. Ibadah bukan hanya berbentuk ritual semata. Perlu kita ingat bahwa setiap perbuatan yang dilandasi dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, maka itu juga termasuk ibadah. Termasuk makan, minum, mencari nafkah, semua itu bisa menjadi ibadah dan mendapatkan pahala di sisi Allah.
Tapi ibadah bukanlah tujuan akhir. Kita akan temukan tujuan yang lebih jauh dari ibadah ketika Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ -٢١-
“Wahai manusia! Sembahlah Tuhan-mu yang telah Menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah 21)
Bahkan ketika Allah mewajibkan ibadah puasa, ada tujuan lain dibalik ibadah itu. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ -١٨٣-
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(Al-Baqarah 183)
Takwa adalah tujuan selanjutnya dibalik ibadah. Allah memerintahkan kita untuk beribadah agar kita mencapa derajat takwa. Lalu apa untungnya jika kita telah bertakwa?
Butuh kajian khusus untuk membahas takwa, secara singkat kita akan mengutip satu ayat dari Allah swt yang menjelaskan tentang keuntungan dari takwa. Allah berfirman,
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً -٢- وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ -٣-
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Membukakan jalan keluar baginya, Dan Dia Memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (At-Thalaq 2)
Namun takwa juga bukan tujuan akhir dari penciptaan. Ada tujuan akhir dibalik ketakwaan. Ketika Allah menyuruh manusia untuk beribadah agar mereka bertakwa, Allah menginginkan sesuatu dari mereka. Dan tujuan akhir dibalik ketakwaan itu adalah kesuksesan manusia itu sendiri. Allah berfirman,
وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ -١٨٩-
“Dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Al-Baqarah 189)
وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ -١٣٠-
“Dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Ali Imran 130)
فَاتَّقُواْ اللّهَ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ -١٠٠-
“Maka bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat, agar kamu beruntung.” (Al-Ma’idah 100)
Tujuan akhir dari penciptaan manusia kembali kepada diri mereka sendiri. Apa yang diinginkan Allah dari hamba-Nya?
Allah ingin mereka menjadi orang yang sukses. Allah ingin melihat hamba-Nya mencapai kesempurnaan. Keinginan Allah ini tidak untuk menguntungkan Diri-Nya sama sekali. Semua yang di inginkan Allah dari hamba-Nya murni untuk keuntungan mereka sendiri.
Pemahaman ini begitu penting karena kita tidak akan pernah merasa terbebani dengan segala aturan Allah swt setelah meyakini hal ini. Mengapa?
Karena semua yang kita lakukan akan kembali pada diri kita sendiri. Sekecil apapun kebaikan akan kita nikmati dan sekecil apapun keburukan akan kita pertanggung jawabkan.
Namun kesuksesan itu begitu samar. Setiap kepala memiliki arti kesuksesan yang berbeda-beda. Teringat ketika tukang sihir Fir’aun hendak melawan Nabi Musa as, apa arti kesuksesan yang ada di pikiran mereka?
وَقَدْ أَفْلَحَ الْيَوْمَ مَنِ اسْتَعْلَى -٦٤-
“Dan sungguh beruntung orang yang menang pada hari ini.” (Thaha 64)
Kesuksesan bagi mereka adalah menang melawan Musa a.s. dan mendapat kedudukan tinggi di sisi Raja. Namun, apa kesuksesan yang sebenarnya menurut Al-Qur’an? Apakah Allah menginginkan manusia mencampakkan dunia dan hanya mendapat kesuksesan di akhirat? Siapa sebenarnya orang yang sukses itu? Tunggu tulisan selanjutnya.
Zawiyyah Al Qusyairiyyah 27 Januari 2018
@MEI