Minggu, 11 Juni 2017

Tausiyah ke-16 Ramadhan 1438 H


 
Ilustrasi orang berdoa (property of kabar Makkah)

Buya MEI dalam Ramadhan 1438 H. 
Tausiyah ke-16.
PINTU LANGIT DIBUKA DAN DOA BUAT PENGUASA ZHALIM

بسم الله الرحمن الرحيم
نحمده ونصلي على رسوله الكريم حامدا ومصليا ومسلما

Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga terlimpah ke atas utusan terpilih, Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Alhamdulillah hari ini adalah puasa kita yang ke-16.

Dari Abu Hurayrah r.a., Rasulullah saw. bersabda, "Tiga orang yang doa mereka tidak akan ditolak: Orang yang berpuasa ketika akan berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi. Allah mengangkat dosa itu diatas awan dan dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan Allah berfirman, 'Demi kemuliaan-Ku, Aku akan menolongmu walaupun pada suatu saat nanti." (Ahmad).

Sobat Perubahan yang dirahmati Allah.
Dalam Durrul-Mantsur diriwayatkan dari 'Aisyah r.a. bahwa apabila bulan Ramadhan tiba, raut wajah Rasulullah saw. berubah. Beliau lebih memperbanyak jumlah raka'at shalatnya (sunnah), dan berdoa dengan lebih tawadhu' dengan rasa takut yang lebih besar kepada Allah. Menurut riwayat lain, beliau tidak pernah berbaring di tempat tidurnya hingga habis bulan Ramadhan. Riwayat lain menyatakan bahwa pada bulan Ramadhan, para malaikat pemegang Arsy diperintahkan Allah, "Tinggalkan ibadah kalian, aminilah doa-doa orang yang berpuasa."

Banyak sekali hadist yang menyatakan bahwa doa orang berpuasa akan dikabulkan, yang tidak dapat kita ingkari kebenarannya. Jika Allah telah berjanji, dan Nabi-Nya yang terpercaya (Ash-Shiddiq) telah memberi tahu kita, maka jangan sedikitpun meragukan kebenarannya. Memang ada sebagian orang yang berdoa memohon sesuatu, tetapi tidak terwujud. Namun jangan sampai dipahami bahwa doanya ditolak, bahkan pahamilah masalah diterimanya doa ini. Rasulullah saw. bersabda, "Jika seorang muslim berdoa kepada Allah, dengan syarat tidak untuk memutuskan silaturahim atau untuk suatu dosa, pasti ia akan menerima salah satu dari ketiga hal berikut ini: 
(a). Ia akan langsung memperoleh sesuai permintaannya. 
Apabila ini tidak didapatkan, (b) Ia akan diselamatkan dari musibah sebagai ganti permintaannya, atau
(c). Pahala doanya disimpan untuk diberikan di akhirat nanti.
Butir (b) diatas biasa Buya sebutkan sebagai Sir Al Asror atau Rahasia Dibalik Rahasia.

Hadist lain menyebutkan, "Pada hari Kiamat, Allah akan memanggil hamba-Nya dan berfirman, 'Wahai hamba-Ku, Aku telah menyuruhmu agar berdoa kepada-Ku dan Aku berjanji akan mengabulkannya, lalu apakah kamu telah memohon kepada-Ku?'
Jawab hamba itu, 'Ya, aku telah berdoa.' 
Sahut Allah, 'Tiada satupun doa yang kamu mohonkan melainkan Aku terima. Kamu berdoa agar dihindarkan dari bencana, maka Aku menunaikannya di dunia. Dan kamu berdoa agar dijauhkan dari kesedihan, tetapi kamu tidak merasakan hasil doamu. Sebagai gantinya, Aku tetapkan bagimu balasan dan pahalanya di akhirat.'
Rasulullah saw. bersabda bahwa orang itu akan diingatkan lagi tentang doa-doanya dan akan diperlihatkan doa-doa yang telah dikabulkan di dunia atau pahala yang telah disimpan di akhirat. Dan ketika ia mengetahui demikian banyak pahalanya, maka ia berangan-angan agar tidak ada satupun doanya yang dikabulkan di dunia, sehingga ia dapat menerima pahala seluruhnya di akhirat.

Sesungguhnya, doa adalah sesuatu yang sangat penting, dan mengabaikan dia merupakan kerugian yang sangat besar. Meskipun pada dzahirnya tidak ada tanda-tanda doa kita diterima, hendaknya kita tidak berputus-asa.
Dari sebuah hadist yang panjang tentang pengabulan doa ini, Allah sangat mempertimbangkan maslahat bagi hamba-Nya. Jika dalam apa yang kita minta itu ada kebaikannya, maka Allah akan mengabulkannya. Jika tidak, Allah tidak akan mengabulkannya.

Doa yang tidak dikabulkan inipun merupakan karunia Allah, karena kita sering meminta sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan kita disebabkan ketidakpahaman kita.

Ada suatu hal penting lainnya bahwa banyak laki-laki atau wanita yang terkena penyakit, yaitu suka mendoakan keburukan bagi anak-anaknya ketika marah dan susah. Ingatlah bahwa ada waktu-waktu tertentu ketika Allah akan mengabulkan doa apa saja, sehingga karena kebodohan seseorang, kadangkala anaknya sendiri terkena kutukan. Apabila anak itu mati atau terkena musibah, barulah ia menangis dan meratapinya, tanpa menyadari bahwa musibah itu datang disebabkan oleh doa buruknya sendiri.

Rasulullah saw. bersabda, "Jangan mengutuk diri sendiri, anak-anak, harta benda, dan pembantu." Karena ada suatu waktu ketika setiap doa dikabulkan, terutama pada bulan Ramadhan yang penuh saat-saat mustajab, maka berhati-hatilah dengan lisan kita pada bulan Ramadhan ini.

Dari Umar ibn Khattab r.a., Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa mengingat Allah pada bulan Ramadhan, maka akan diampuni dosanya. Dan barangsiapa meminta karunia Allah, maka tidak akan ditolak." 
Didalam Ar-Targhib, Ibn Mas'ud r.a. meriwayatkan bahwa setiap malam pada bulan Ramadhan, seorang penyeru dari langit berseru, "Wahai pencari kebaikan, mendekatlah dan tingkatkanlah amal shalih mu. Wahai pencari kemaksiatan, berpalinglah (dari kemaksiatan) dan bukalah matamu." Lalu malaikat itu berseru, "Adakah pencari maghfirah agar dosa-dosanya diampuni? Adakah orang yang bertaubat agar taubatnya diterima? Adakah yang berdoa agar doanya diterima? Adakah yang meminta, agar keinginannya dipenuhi?"

Akhirnya, hendaknya dipahami oleh hati bahwa ada syarat-syarat agar doa kita diterima oleh Allah. Apabila persyaratan itu tidak terpenuhi, biasanya dia itu akan tertolak. Diantara penyebab tertolaknya doa adalah makanan yang haram. Rasulullah saw. bersabda, "Banyak orang dalam kesulitan, mereka mengangkat tangannya ke langit, mereka berdoa dan menangis, 'Ya Rabb, ya Rabb.', tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, maka (dalam keadaan seperti itu) bagaimana mungkin doanya akan diterima?".

Para ahli sejarah menulis bahwa di Kuffah ada sekelompok orang yang doa-doanya selalu dikabulkan. Apabila ada pemimpin yang zhalim menguasai mereka, mereka akan mendoakan keburukan untuk penguasa itu, sehingga ia binasa.
Ketika Hajjaj menjadi penguasa dan berbuat zhalim di sana, ia mengundang kelompok tersebut dalam jamuan makan. Selesai makan, Hajjaj berkata, "Sekarang aku telah berlindung dari doa-doa buruk mereka, karena makanan haram telah memasuki perut mereka."
Masalah ini patut menjadi bahan renungan kita.

Pada masa sekarang ini , rezeki yang halal harus mendapat perhatian khusus, karena setiap saat riba diusahakan agar menjadi halal, para pegawai menganggap suap-menyuap, korupsi sebagai kebaikan, demikian juga para pedagang yang menganggap bahwa menipu dalam berdagang adalah hal yang biasa.

Semoga Allah Azza Wa Jalla menerima doa kita semua. Aamiin.

Billahi Fii Sabilil Haq.

سبحان الله وبحمده سبحانك اللهم وبحمدك أشهدأن لاإله إلا أنت  أستغفرك وأتوب إليك

Jakarta, 16 Ramadhan 1438 H (11/6/2017)

MEI (Muhammad E Irmansyah Al-Syadzili)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar