Jumat, 16 Juni 2017

Tausiyah ke-21 Ramadhan 1438 H

 
Gambar ilustrasi berdoa pada Allah. (Property right of Muslim.or.id.)


Buya MEI dalam Ramadhan 1438 H. 
Tausiyah ke-21.

BAGAIMANA SIFAT HAKIKAT DOA KEPADA ALLAH S.W.T. (BAGIAN KE-5 Terakhir)

Berdoalah karena semata-mata beribadat dan mematuhi ajaran Allah SWT.

بسم الله الرحمن الرحيم
نحمده ونصلي على رسوله الكريم حامدا ومصليا ومسلما

Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga terlimpah ke atas utusan terpilih, Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Alhamdulillah hari ini adalah puasa kita yang ke-21.

Selama empat hari berturut-turut kita telah mengutip Al-Imam Ibnu Athoillah Askandary Rah.a. (murid Syaikh Abu Hasan Ali Asy-Syadzili) yang telah merumuskan dalam Kalam Hikmahnya yang ke-21 sebagai berikut:

طَلَبُكَ مِنْهُ اِتِّهَامٌ لَهُ، وَطَلَبُكَ لَهُ غَيْبَةٌ مِنْكَ عَنْهُ، وَطَلَبُكَ لِغَيْرِهِ لِقِلَّةِ حَيَاءِكَ مِنْهُ، وَطَلَبُكَ مِنْ غَيْرِهِ لِوُجُوْدِ بُعْدِكَ عَنْهُ 

"Menuntut anda daripadaNya (Allah) adalah kurang percaya kepadaNya.
Menuntut anda kepadaNya adalah (berarti) anda tidak melihatNya.
Menuntut anda kepada lainNya, adalah karena sedikit malu anda terhadapNya.
Menuntut anda dari lainNya, adalah karena terdapat jauhnya anda daripadaNya."

Hari ini kita simpulkan pembahasan kita tentang bagaimana sifat hakikat doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah kita bahas selama 4 hari kebelakang ini.

Kesimpulan:
Segala tujuan, permintaan dan permohonan dalam empat sifat diatas kurang baik, bahkan tidak baik, menurut ajaran akhlak Tauhid dan Tasawuf. Karena itu bagaimanakah permohonan kepada Allah yang dikatakan baik ?

Doa dan tuntutan, permohonan dan permintaan kepada Allah yang dikatakan baik ialah, kita memohon kepada Allah bukan karena sesuatu seperti yang telah disebut dalam 4 sifat gambaran yang telah diuraikan dalam 4 hari kebelakang, tetapi kita berdoa kepada Allah adalah karena 'ubudiyah atau kehambaan kita selaku hambaNya kepada Allah SWT., demi rububiyah-Nya (ketuhananNya). Maka kita berdoa kepadaNya tidak lain semata-mata memenuhi anjuranNya untuk menjaga adab kita kepadaNya, sehingga kita tidak digolongkan dalam hamba-hambaNya yang sombong dan takabbur

Bukankah Allah SWT. telah berfirman dalam Kitab Suci Al-Qur'an:
‎وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
(المؤمن: ٦٠)

"Dan Tuhan telah berfirman: Berdoalah kepadaKu, nanti Kuperkenankan (permintaan) kamu itu, sesungguhnya orang yang menyombongkan dirinya dari menyembahKu akan masuk dalam Neraka Jahanam dengan kehinaan." (QS. Al-Mukmin: 60)

Dengan demikian kita berdoa kepada Allah SWT. terlepas dari segala macam ini dan itu, tetapi adalah karena semata-mata mematuhi ajaran Allah, dan karena inilah kita berpahala dengan berdoa, meskipun pada hakekatnya kita tidak perlu berdoa kepadaNya, sebab Allah SWT. Maha Mengetahui dalam segala-galanya. Hendaklah niat kita berdoa karena semata-mata beribadat dan mematuhi ajaran Allah SWT.

Dan satu lagi, kita berdoa karena kita bersyukur kepada Allah SWT. Sesuai firman Allah dalam surah Ibrahim ayat 7:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ 
لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
 [ابراهيم : ٧]
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Mudah-murahan ajaran yang baik (Kalam ke-21 dari Kitab Al-Hikam) ini dapat kita pahami dan kita amalkan Tauhid dan Tasawuf seperti yang telah diamalkan oleh hamba-hamba Allah Salihin, 'Arifin dan Muqarrabin. Amin!

Yang benar datangnya dari Allah Azza Wa Jalla dan yang dho'if datangnya dari Buya.
Wallahu a'lam bishshowab.

Billahi Fii Sabilil Haq.

سبحان الله وبحمده سبحانك اللهم وبحمدك أشهدأن لاإله إلا أنت  أستغفرك وأتوب إليك

Jakarta, 21 Ramadhan 1438 H (16/6/2017)

MEI (Muhammad E Irmansyah Al-Syadzili)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar