Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga terlimpah ke atas utusan terpilih, Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Alhamdulillah hari ini adalah puasa kita yang ke-28 dalam Ramadhan 1438 Hijriah ini.
Tadi pagi ada seorang perempuan tak dikenal berusia sekitar 35 tahun mendatangi Buya. Entah dari mana dia tahu tempat buya dan buya juga tak tanya. Entah kenapa dia langsung menyergap dengan sebuah pertanyaan yang menghunjam tanpa tedeng aling-aling lagi.
Begini tanyanya sambil matanya berkaca-kaca dan tubuh gemetaran, "Pak Yai, hati saya nggak pernah tenang. Setiap sholat saya merasa hati saya tidak pernah tenang. Saya pernah dengar sholat itu adalah jalan untuk mendekatkan hambanya kepada sang pencipta (Allah) tapi saya belum bisa merasa dekat kepada Allah ketika saya sholat.
Apa ada yang salah dengan saya?
Mohon nasihatnya Yai.
Jujur, saya hamba yang penuh dengan dosa, saya ingin berubah. Tolong saya Pak Yai."
Ooh, itu rupanya maksud kedatangannya. Sebuah hati yang gelisah di bulan Ramadhan. Rupanya tak tertahankan lagi, dadanya sesak.... nafaspun satu-satu karena dia langsung mengeluarkan air mata dan menangis. Pasti ada sesuatu.
Singkat cerita, Buya menasihatinya, "Ketenangan dan ketentraman itu bukanlah sebuah sebab, tetapi akibat.
Akibat kamu berdzikir ketenangan tiba. Akibat kamu merasa yakin segalanya jadi plong. Akibat kamu berserah diri pada-Nya, kamu merasa merdeka. Akibat kamu ridho atas takdirnya-Nya, kamu merasa bahagia. Akibat kamu baik sangka pada-Nya, kegembiraan menghampirimu.
Tetapi janganlah kamu berdzikir dan shalat untuk tujuan agar kamu tenang dan tenteram. Berdzikir dan Shalat lah agar tetap menuju kepada-Nya, dan ketika sampai dihadapan di Hadapan-Nya, tentu alasan kegelisahan sirna. Dan semua berkah fadhal dan rahmat-Nya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar